Kamis, 13 Januari 2011

Cara Efektif Mengatasi Kemacetan di Jakarta


Seperti menjadi kebiasaan penulis sebelum melakukan penulisan selalu menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata atau tulisan yang penulis buat membuat sebagian pembaca merasa tersinggung atau penulis dianggap menista atau apalah, apa yang penulis tulis adalah murni dari pendapat penulis terkait masalah yang penulis lihat, baca dan dengar, sekali lagi maaf.
Kita tahu bahwa Jakarta saat ini bukan Jakarta ketika tahun 1960 sampai 1980 yang masih sepi dan jalannya masih sangat luas tetapi Jakarta tahun 2010 yang mana jalan sudah tidak bisa lagi menampung jenis kendaraan mulai dari motor, mobil, kendaraan umum dan sekarang adalah sepeda dan banyak juga para pengamat transportasi dan juga jalan layaknya (alm) Mama Lauren yang memperkirakan bahwa tahun 2015 Jakarta akan mengalami kelumpuhan dalam artian hampir semua jalan tidak bisa lagi dikatakan lancar atau sepi.
Jangankan menunggu tahun 2015 sekrang saja di beberapa tempat sudah mulai menunjukkan tanda-tanda kelumpuhan karena kemacetan bahkan ada suatu tempat yang sudah macet muali pukul 04:30 dan baru normal pukul 10:00 dan itu hanya sementara setelah itu macet lagi hingga mungkin dinihari. Sudah banyak cara dilakukan oleh Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota-DKI Jakarta dalam mengatasi kemacetan ini tetapi nyatanya di jalan raya selalu kita temui jalan yang selalu penuh layaknya rakyat mengantre sembako ketika memasuki bulan ramadhan, seperti adanya pemberlakuan kawasan 3 in 1 atau adanya moda transportasi massal yang bernama Transjakarta tetapi kenyataannya tetap saja macet.
Menurut penulis ada beberapa hal yang kiranya harus diperhatikan oleh para pejabat Pemerintahan Daerah Khusus Ibukota-Jakarta dan juga masyarakat serta negara jika mau Ibukota negara ini bebas dari kemacetan yaitu.
Pertama, kiranya para pejabat di jajaran Pemprov DKI harus tegas dan keras jika mau memang DKI bebas dari kemacetan, maksudnya ? kita bisa lihat seperti contoh kasus jalur transjakarta dimana awal berdirinya Transjakarta ini adalah untuk mengurangi dampak kemacetan dan jalurnya harus bebas daripada kendaraan lain, tetapi nyatanya ? masih banyak jalur busway yang dimasuki mobil, motor dan angkutan umum dengan alasan mengurangi kemacetan, atau dibiarkan masuk oleh aparat Dishub atau Kepolisian setempat memang mengurangi kemacetan tetapi jadwal tiba dan berangkat busway pun yang secara SOP hanya sekitar 2-3 menit mundur bisa menjadi 30 menit bahkan lebih, seharusnya Pemprov membuat semacam kerjasama dengan pihak kepolisian (baca: MOU) dimana semua jalur busway tidak boleh dimasuki dalam keadaan apapun oleh semua kendaraan umum termasuk kendaraan militer atau mobil aparat negara dan hanya boleh dimasuki oleh kendaraan seperti Ambulance.
Kedua, Kemudian memperbanyak armada kendaraan busway yang kapasitas lebih besar seperti armada busway yang ada di koridor Terminal Kampung Melayu-Ancol yang menggunakan busway gandeng, dan juga petugas busway pun SADAR, BERANI dan TEGAS terhadap keberadaan busway dan penumpang kalau memang kapasitas busway itu 85 orang ya sesuai dengan kapasitas bukan seperti yang ada saat ini dimana satu busway bisa dijejali lebih dari 85 orang sudah seperti sauna berjalan pantas saja banyak terjadi pelecehan seksual di busway karena adanya petugas yang memberikan keleluasaan para pelaku untuk melakukan pelecehan karena memasukkan penumpang melebihi kapasitas mobil
Ketiga, penulis sangat setuju dengan program 3 in 1 tetapi itu sepertinya kurang efektif dalam mengurangi penggunaan kendaraan pribadi jika melihat kondisi DKI saat ini, saran penulis kepada DKI-01 kalau bisa program 3 in 1 tersebut diubah menjadi 5 in 1 atau 9 in 1 dan berlaku setiap Senin-Jumat dari jam 05 pagi sampai 03 pagi, maksudnya kalau dulu kita kenal 3 in 1 dimana satu mobil harus ada 3 orang menurut penulis itu tidak efektif kenapa ? penulis dan juga anda tahu jenis mobil yang sering ada di jalan itu jenisnya sedan hingga minibus, dan berapa banyak sedan yang isi penumpangnya hanya 3 orang atau minibus yang isinya Cuma 4-5 orang yang selalu ada di jalan raya ? lebih baik sedan yang berkapitas 5 itu benar-benar terisi full dari pada hanya tiga orang benar tidak, setidaknya kegiatan 5 in 1 atau 9 in 1 ini bisa mengurangi penggunaan dan itu berlaku di semua jalan yang ada di Jakarta, tetapi program 5 in 1 atau 9 in 1 ini BUKAN dikategorikan me-LEGAL-kan omprengan tetapi lebih kepada disiplin dan memberi efek jera kepada para pengemudi yang mengganggap remeh keberadaan angkutan umum padahal sumber kemacetan itu sendiri adalah para pengendara mobil yang SOK-SOK menunjukkan kepada masyarakat, ini loh mobil baru saya !! benar tidak ?!
Lagi pula kenapa penulis mengatakan program 5 in 1 atau 9 in 1 efektif dan membuat jera pengemudi mobil pribadi karena kalau 3 in 1 para pengemudi pasti hanya memikirkan bagaimana caranya mendapatkan orang yang pas menjadi 3 dalam satu mobil misalnya mengajak joki taruhlah uang terima kasih joki sekitar Rp. 10-20,000/orang sedangkan kalau 5 in 1 para pengemudi dipastikan akan mengalami pusing dan agak berat serta berpikir ratusan kali untuk mengeluarkan uang untuk para joki ini hanya untuk memaksimalkan 5 orang di mobilnya benar tidak jika dilihat nominal yang penulis katakan ?!
Ketiga, menaikkan beban pajak kendaraan keluaran terbaru dan seterusnya misalnya pajak kendaraan bermotor keluaran terbaru tahun 2010 sebesar 20 % kemudian tahun depan naik lagi 25% dan seterusnya sehingga membuat para calon pemilik mobil memikirkan kembali untuk membeli kendaraan bermotor yang terbaru, karena menurut penulis para calon pembeli kendaraan di negara ini sebenarnya MUNAFIK dengan alasan mahal sekali persentase pajak ketika adanya isu kenaikan pajak kendaraan padahal sebelum mempunyai dana untuk membeli kendaraan biasa naik kendaraan umum yang kumal dan tidak bersahabat atau memang punya dana TAPI PELIT jika untuk mengeluarkan, coba kita lihat negara asing di luar sana tiap tahun pasti pajak kendaraannya naik terus sesuai dengan keluaran terbaru benar tidak ? jangan lah beralasan rakyat kita masih terbatas, kalau memang terbatas ya sudah nikmati perjalanan dengan angkutan umum jangan berceloteh seperti ibu-ibu arisan ketika pajak kendaraan akan dinaikkan atau bensin di batasi hanya untuk kendaraan pribadi..tapi masih saja menggunakan mobil pribadi di jalan benar tidak ?!
Kiranya tiga pendapat penulis di atas bisa memberikan solusi untuk mengurangi kemacetan di ibukota kalau masih macet juga itu berarti rakyat kita yang tidak menghargai pemerintah yang sudah bersusah payah mengeluarkan kebijakan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas.

Cara/Solusi Mengatasi Kemiskinan di Indonesia

Gunung Cikuray dan Sawah yang subur - Kekayaan Alam IndonesiaPada Hari Kemiskinan Internasional lalu berbagai pihak menyatakan perang melawan kemiskinan. Ditargetkan pada tahun 2015 Indonesia bebas dari kemiskinan. Ini tekad yang bagus.
Namun selain tekad, harus didukung dengan niat yang ikhlas, perencanaan, pelaksanaan dan juga pengawasan yang baik. Tanpa itu semua hanya omong belaka.
Menghilangkan kemiskinan boleh dikata mimpi atau hanya janji surga. Tapi mengurangi kemiskinan sekecil mungkin bisa dilakukan. Ada beberapa program yang perlu dilakukan agar kemiskinan di Indonesia bisa dikurangi.
Pertama, meningkatkan pendidikan rakyat. Sebisa mungkin pendidikan harus terjangkau oleh seluruh rakyat Indonesia. Banyaknya sekolah yang rusak menunjukkan kurangnya pendidikan di Indonesia. Tentu bukan hanya fisik, bisa jadi gurunya pun kekurangan gaji dan tidak mengajar lagi.
Dulu pada tahun 1970-an, sekolah dasar dibagi dua. Ada sekolah pagi dan ada sekolah siang sehingga 1 bangunan sekolah bisa dipakai untuk 2 sekolah dan melayani murid dengan jumlah 2 kali lipat. Sebagai contoh di sekolah saya ada SDN Bidaracina 01 Pagi (Sekarang berubah jadi Cipinang Cempedak 01 Pagi) dan SDN Bidaracina 02 Petang. Sekolah pagi mulai dari jam 7.00 hingga 12.00 sedang yang siang dari jam 12:30 hingga 17:30. Satu bangunan sekolah bisa menampung total 960 murid!
Ini tentu lebih efektif dan efisien. Biaya pembangunan dan pemeliharaan gedung sekolah bisa dihemat hingga separuhnya. Mungkin ada yang berpendapat bahwa hal itu bisa mengurangi jumlah pelajaran karena jam belajar berkurang. Padahal tidak. Sebaliknya jam pelajaran di sekolah terlalu lama justru membuat siswa jenuh dan tidak mandiri karena dicekoki oleh gurunya. Guru bisa memberi mereka PR atau tugas yang dikerjakan baik sendiri, bersama orang tua, atau teman-teman mereka. Ini melatih kemandirian serta kerjasama antara anak dengan orang tua dan juga dengan teman mereka.
Selain itu biaya untuk beli buku cukup tinggi, yaitu per semester atau caturwulan bisa mencapai Rp 200 ribu lebih. Setahun paling tidak Rp 400 ribu hanya untuk beli buku. Jika punya 3 anak, berarti harus mengeluarkan uang Rp 1,2 juta per tahun. Hanya untuk uang buku orang tua harus mengeluarkan 130% lebih dari Upah Minimum Regional (UMR) para buruh yang hanya sekitar 900 ribuan.
Untuk mengurangi beban orang tua dalam hal uang buku, pemerintah bisa menyediakan Perpustakaan Sekolah. Dulu perpustakaan sekolah meminjamkan buku-buku Pedoman (waktu itu terbitan Balai Pustaka) kepada seluruh siswa secara gratis. Untuk soal bisa didikte atau ditulis di papan tulis.
Ini beda dengan sekarang di mana buku harus ditulis dengan pulpen sehingga begitu selesai dipakai harus dibuang. Tak bisa diturunkan ke adik-adiknya.
Saat ini biaya SPP sekolah gratis hanya mencakup SD dan SMP (Meski sebetulnya tetap bayar yang lain dengan istilah Ekskul atau Les) sedang untuk Perguruan Tinggi Negeri biayanya justru jauh lebih tinggi dari Universitas Swasta yang memang bertujuan komersial. Untuk masuk UI misalnya orang tahun 2005 saja harus bayar uang masuk antara Rp 25 hingga 75 juta. Padahal tahun 1998 orang cukup bayar sekitar Rp 300 ribu sehingga orang miskin dulu tidak takut untuk menyekolahkan anaknya di PTN seperti UI, IPB, UGM, ITS, dan sebagainya. Meski ada surat edaran Rektor bahwa orang tua tidak perlu takut akan bayaran karena bisa minta keringanan, namun teori beda dengan praktek.
Boleh dikata orang-orang miskin saat ini mimpi untuk bisa masuk ke PTN. Jika pun ada paling cuma segelintir saja yang mau bersusah payah mengurus surat keterangan tidak mampu dan merendahkan diri mereka di depan birokrat kampus sebagai Keluarga Miskin (Gakin) untuk minta keringanan biaya.
Tanpa pendidikan, sulit bagi rakyat Indonesia untuk mengurangi kemiskinan dan menjadi bangsa yang maju.
Kedua, pembagian tanah/lahan pertanian untuk petani. Paling tidak separuh rakyat (sekitar 100 juta penduduk) Indonesia masih hidup di bidang pertanian. Menurut Bank Dunia, mayoritas petani Indonesia memiliki lahan kurang dari 0,4 hektar. Bahkan ada yang tidak punya tanah dan sekedar jadi buruh tani. Kadang terjadi tawuran antar desa hingga jatuh korban jiwa hanya karena memperebutkan lahan beberapa hektar!
Artinya jika 1 hektar bisa menghasilkan 6 ton gabah dan panen 2 kali dalam setahun serta harga gabah hanya Rp 2.000/kg, pendapatan kotor petani hanya Rp 9,6 juta per tahun atau Rp 800 ribu/bulan. Jika dikurangi dengan biaya benih, pestisida, dan pupuk dengan asumsi 50% dari pendapatan mereka, maka penghasilan petani hanya Rp 400 ribu/bulan saja.
Pada saat yang sama 69,4 juta hektar tanah dikuasai oleh 652 pengusaha. Ini menunjukkan belum adanya keadilan di bidang pertanahan. Dulu pada zaman Orba (Orde Baru) ada proyek Transmigrasi di mana para petani mendapat tanah 1-2 hektar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Transportasi, rumah, dan biaya hidup selama setahun ditanggung oleh pemerintah.
Program itu sebenarnya cukup baik untuk diteruskan mengingat saat ini Indonesia kekurangan pangan seperti beras, kedelai, daging sapi, dsb sehingga harus impor puluhan trilyun rupiah setiap tahunnya.
Jika petani dapat tanah 2 hektar, maka penghasilan mereka meningkat jadi Rp 48 juta per tahun atau bersih bisa Rp 2 juta/bulan per keluarga.
Memang biaya transmigrasi cukup besar. Untuk kebutuhan hidup selama setahun, rumah, lahan, dan transportasi paling tidak perlu Rp 40 juta per keluarga. Dengan anggaran Rp 10 trilyun per tahun ada 250.000 keluarga yang dapat diberangkatkan per tahunnya.
Seandainya tiap keluarga mendapat 2 hektar dan tiap hektar menghasilkan 12 ton beras per tahun, maka akan ada tambahan produksi sebesar 6 juta ton per tahun. Ini sudah cukup untuk menutupi kekurangan beras di dalam negeri.
Saat ini dari 2 juta ton kebutuhan kedelai di Indonesia (sebagian untuk tahu dan tempe), 60% diimpor dari luar negeri. Karena harga kedelai luar negeri naik dari Rp 3.500/kg menjadi Rp 7.500/kg, para pembuat tahu dan tempe banyak yang bangkrut dan karyawannya banyak yang menganggur.
Jika program transmigrasi dilakukan tiap tahun dan produk yang ditanam adalah produk di mana kita harus impor seperti kedelai, niscaya kekurangan kedelai bisa diatasi dan Indonesia tidak tergantung dari impor kedelai yang nilainya lebih dari Rp 8 trilyun per tahunnya. Ini akan menghemat devisa.
Ketiga, tutup bisnis pangan kebutuhan utama rakyat dari para pengusaha besar. Para petani/pekebun kecil sulit untuk mengekspor produk mereka. Sebaliknya para pengusaha besar dengan mudah mengekspor produk mereka (para pengusaha bisa menekan/melobi pemerintah) sehingga rakyat justru bisa kekurangan makanan atau harus membayar tinggi sama dengan harga Internasional. Ini sudah terbukti dengan melonjaknya harga minyak kelapa hingga 2 kali lipat lebih dalam jangka waktu kurang dari 6 bulan akibat kenaikan harga Internasional. Pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa.
Jika produk utama seperti beras, kedelai, terigu dikuasai oleh pengusaha, rakyat akan menderita akibat permainan harga.
Selain itu dengan dikuasainya industri pertanian oleh pengusaha besar, para petani yang merupakan mayoritas dari rakyat Indonesia akan semakin tersingkir dan termiskinkan.
Keempat, lakukan efisiensi di bidang pertanian. Perlu dikaji apakah pertanian kita efisien atau tidak. Jika pestisida kimia mahal dan berbahaya bagi kesehatan, pertimbangkan predator alami seperti burung hantu untuk memakan tikus, dsb. Begitu pula jika pupuk kimia mahal dan berbahaya, coba pupuk organik seperti pupuk hijau/kompos. Semakin murah biaya pestisida dan pupuk, para petani akan semakin terbantu karena ongkos tani semakin rendah.
Jika membajak sawah bisa dilakukan dengan sapi/kerbau, kenapa harus memakai traktor? Dengan sapi/kerbau para petani bisa menternaknya sehingga jadi banyak untuk kemudian dijual. Daging dan susunya juga bisa dimakan. Sementara traktor bisa rusak dan butuh bensin/solar yang selain mahal juga mencemari lingkungan.
Kelima, data produk-produk yang masih kita impor. Kemudian teliti produk mana yang bisa dikembangkan di dalam negeri sehingga kita tidak tergantung dengan impor sekaligus membuka lapangan kerja. Sebagai contoh jika mobil bisa kita produksi sendiri, maka itu akan sangat menghemat devisa dan membuka lapangan kerja. Ada 1 juta mobil dan 6,2 juta sepeda motor terjual di Indonesia dengan nilai lebih dari Rp 200 trilyun/tahun. Jika pemerintah menyisihkan 1% saja dari APBN yang Rp 1.000 trilyun/tahun untuk membuat/mendukung BUMN yang menciptakan kendaraan nasional, maka akan terbuka lapangan kerja dan penghematan devisa milyaran dollar setiap tahunnya.
Keenam, stop eksploitasi/pengurasan kekayaan alam oleh perusahaan asing. Kelola sendiri. Banyak kekayaan alam kita yang dikelola oleh asing dengan alasan kita tidak mampu dan sedang transfer teknologi. Kenyataannya dari tahun 1900 hingga saat ini ketika minyak hampir habis kita masih ”transfer teknologi”.

cara mengatasi banjir

1. Resapan
Untuk menambah luas resapan di kota Jakarta perlu dilakukan pembuatan Peraturan Perkerasan Tanah ( Perda Perkerasan Tanah )
Untuk ijin pembangunan baru perkerasan tanah baik untuk tempat parkir maupun ruang terbuka yang tanahnya diperkeras agar dibuat dengan batu bobos.
Seperti yang sudah diteliti oleh Departemen Pekerjaan Umum sbb :
batu bobos
Latar Belakang : :Batu hias yang telah digunakan oleh pengrajin di Desa bobos, menghasilkan limbah batu hias yang belum dimanfaatkan secara optimal. Kegiatan ini telah melakukan pengembangan penggunaan limbah tersebut untuk dijadikan conblock dan paving block, melalui kegiatan pelatihan di lokasi Pondok Pesantren Al-Ishlah, Desa Bobos Kecamatan Dukupuntang, Cirebon.
Tujuan : Mendapatkan bahan dan komponen bangunan alternatif dari bahan limbah (batu hias) yang akan memiliki nilai tambah Memberdayakan UKM/Industri kecil/Koperasi untuk memproduksi bahan bangunan dari limbah batu hias.
Sasaran : Terciptanya bahan dan komponen bangunan dari limbah batu hias yang memenuhi persyaratan teknis, serta teknologi bahan dan komponen bangunan lokal.
Temuan/Hasil : a)Hasil uji kuat tekan conblock dengan campuran 1 semen : 8 limbah : 2 pasir adalah 21,92kg/cm2, dengan harga jual Rp.865/buah. b) Hasil uji kuat tekan pavingblock segi enam sisi 11,5 cm campuran : 1 semen : 4 limbah : 2 pasir dengan kepala atas 1 semen : 2 pasir adalah 153,43 kg/cm2, dengan harga jual Rp.650/buah.
Kontribusi dalam Penyelesaian Masalah Permukiman :Pemanfaatan limbah untuk komponen bahan bangunan
Dengan menggunakan sistem ini maka akan diperoleh lebih dari 60% resapan jika dibandingkan dengan paving block yang tidak tembus air.
Untuk Lahan yang sudah terbangun perkerasan ( halaman parkir, jalan jalan dikampung, halaman rumah dll.) secara bertahap dirubah menjadi konstruksi batu bobos tersebut. Misalnya : lahan diupgrade selama 3 tahun : tahun pertama : 30% dikonversi batu bobos, tahun kedua menjadi 60% dan sisanya tahun ketiga 100% lahan sudah mempunyai perkerasan yang tembus air.
Limpasan Air Hujan
Semua Rumah baru maupun yang sudah terbangun harus membuat resapan limpasan air hujan terutama diujung talang menuju tanah.

2. Penangan Sungai di Jakrata
Dengan memakai Strategi Sudetan :
Meander – meander yang banyak melingkar pada sungai sungai di Jakarta agar dibuatkan sudetan. Sudetan ini dapat memperlancar arus air. Mengenai pembiayaan maka :


  1. Sudetan dimulai di selatan di pinggir Kota Jakarta dimana harga tanah relatif murah dan dapat menghemat konstruksi sudetan dengan kemiringan tebing sudetan yang landai dan ditanami semak penahan longsor. Sehingga beban APBD dapat ditekan.
  2. Meander yang sudah menjadi sungai yang mati, dengan sistem sedimentasi secara alami dapat mengurug tanah dengan sendirinya. Atau dapat dipercepat dengan mengurug dengan tanah pedel dengan biaya APBD.
  3. Dari sini tercipta lahan kosong siap bangun ( 10x -100x ) lipat bahkan lebih dibandingkan lahan sudetan yang dibebaskan. Sungai mati ini konon menurut fengshui membawa keberuntungan, atau sekaligus dapat dibangun dengan fasilitas komersiil lainnya yang mempunyai DoL ( Degree of Leverage) yang lebih tinggi.
  4. Hasil keuntungan dari penjualan lahan komersiil bekas meander ini dapat digunakan untuk membangun sudetan berikutnya atau membangun rumah pompa beserta reservoir-reservoir di rumah pompa untuk mendapatkan biaya yang optimum antara biaya karena kapasaitas pompa dan biaya luas lahan (pembebasan tanah) yang dibutuhkan untuk reservoir.
  5. Semakin ke hilir meander yang sudah tidak berfungsi sebagai sungai karena disudet  lebih tepat digunakan sebagai reservoir ( situ atau storage) . Storage ini kemudian dikombinasikan dengan pompa rekondisi dari pusat . Storage meander ini untuk dikosongkan dengan waktu 6 sampai 8 jam sebelum hujan deras turun dan dibuang ke sudetan sungai. Dengan ini banjir dapat dicegah untuk daerah sekitar meander tersebut dengan mengalirkan saluran drainase ke storage ini.

3. Strategi pembangunan Rumah Pompa

Rumah Pompa di daerah Pusat Kota ( Jakarta Pusat) yang elit dengan rate pajak yang lebih tinggi perlu diremajakan dengan pompa-pompa yang lebih baru (karena sudah melewati usia pakai ) sesuai peraturan keamanan yang diijinkan.
Kemudian pompa-pompa bekas ini ( mohon ma’af) dapat direkondisi ( overhaul) diperbaiki menjadi lebih baru kemudian disebar kedaerah daerah lain yang mebutuhkan. Pada prinsipnya cross subsidi pompa dari daerah dengan APBD yang lebih tinggi ke daerah dengan APBD yang lebih rendah. Dengan pompa yang lebih sedikit tapi dengan luas lahan reservoir yang lebih besar.


Rule of Thumb Prinsip drainase :
Waktu pengosongan reservoir : 6 – 8 Jam
Time of concentration sama dengan Inlet Time : 15-20 menit
Saluran-saluran drainase perlu didesain self cleansing ( 10% flowing full) untuk daerah kemiringan tinggi .
Sedangkan untuk daerah landai bisa digunakan sebagai Long Storage ( apabila lahan memungkinkan).
Long Storage adalah saluran biasa yang didisain agak besar untuk daya tampung sementara air hujan di daerah milik jalan (damija)
Hal-hal ini hanya perkiraan sederhana kami, mengenai pastinya perlu didiskusikan dengan Pakar Drainase.

Demikian terima kasih
Getuk turut prihatin dan semoga tulisan sederhana ini dapat memberi inspirasi bagi Kota Jakarta kita. Karena apapun kondisi Jakarta akan mempengaruhi kondisi makro ekonomi nasional secara keseluruhan.

perlunya suatu rencana dalam sebuah organisasi

perlunya sebuah rencana karena unutk mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian organisasi

5 Gaya Kepemimpinan - Robert R. Blake dan Jane S. Mouton

5 Gaya Kepemimpinan - Robert R. Blake dan Jane S. Mouton

Salah satu usaha yang terrenal dalam rangka mengidentifikasikan gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam management ahíla managerial gris. Usaha ini dilakukan oleh Robert R. Blake dan Jane S. Mouton. Dalam pendekatan managerial grid ini, manager berhubungan dengan dua hal, yakni produksi di satu pihak dan orang-orang dipihak lain. Sebagaimana dikehendaki oleh Blake dan Mouton, managerial grids disini ditekankan bagaimana manager memikirkan mengenai produksi dan hubungan verja dengan manusianya.

Menurut Blake dan Mouton, ada empat gaya kepemimpinan yang dikelompokkan sebagai gaya yang ekstrim, sedangkan lainnya hanya satu gaya yang dikatakan ditengah-tengah gaya ekstrims tersebut. Gaya kepemimpinan dalam managerial gris itu antara lain sebagai berikut:

a. Gris 1. manager sedikit sekali usahanya untuk memikirkan orang-orang yang bekerja dengan dirinya, dan produksinya yang seharusnya dihasilkan oleh organisasinya. Dalam menjalankan tugas manager dalam gris ini menganggap dirinya sebagai perantara yang hanya mengkominikasikan informasi dari atasan lepada bawahan.

b. Gris 2. Manager mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi untuk memikirkan baik produksinya maupun orang-orang yang bekerja dengannya. Dia mencoba merencanakan semua usaha-usahanya dengan senantiasa memikirkan dedikasinya pada produksi dan nasib orang-orang yang bekerja dalam organisasinya. Manager yang termasuk gris ini dapat dikatakan sebagai “manager tim” yang riel (the real team manager). Dia mampu untuk memadukan kebutuhan-kebutuhan produksi dengan kebutuhan=kebutuhan orang-orang di organisasinya.

c. Gris 3. Ini gaya kepemimpinan dari manager, ahíla mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi untuk selalu memikirkan orang-orang yang bekerja dalam organisasinya. Tetapi pemikirannya mengenai produksi rendah. Manager semacam ini sering dinamakan pemimpin club (the Country club management), Manajer ini berusaha menciptakan suasana lingkungan yang semua orang bias bekerja rilek, bersahabat, dan bahagia bekerja dalam organisasinya. Dalam suasana seperti ini tidak ada satu orang pun yangmau memikirkan tentang usaha-usaha koordinasi guna mencapai tujuan organisasi.

d. Grid 4. Ini kadangkala manajer disebut sebagai manajer yang menjalankan tugas secara otokratis (autocratictask managers). Manager semacamini hanya maua memikirkan tentang usah peningkatan efisiensi pelaksanaan verja, tidak mempunyai atau hanya sedikit rasa tanggung jawabnya pada orang-orang yang bekerja dalam organisasinya.dan lebih dari itu gaya kepemimpinannya lebih menonjolkan otokratisnya.

e. Gris 5. Dalam hal ini manager mempunyai pemikiran yang médium baik pada produksi maupun pada orang-orang. Dia berusaha mencoba menciptakan danmembina moral orang-orang yang bekerja dalam organisasi yang di pimpinnya, dan produksi dalam tingkat yang memadai, tidak terlampau mencolok. Dia tidak menciptakan target terlampau tinggi sehingga sulit dicapai, dan berbaik hati mendorong orang-orang untuk bekerja lebih baik.

kelima gris tersebut Amat bermanfaat untuk mengetahui dan mengenal macam-macam gaya kepemimpinan seorang manager.

Kepemimpinan adalah suatu proses dimana pimpinan/ pemimpin dapat mempengaruhi bawahannya / orang lain, agar bawahan/ orang lain tersebut mau melakukan apa yang diinginkan oleh pimpinan/ pemimpin tersebut. Gaya kepemimpinan adalah cara yang digunakan oleh pimpinan /pemimpin dalam mempengaruhi bawahan/orang lain, agar tercapai apa yang diinginkan.

Perbedaan Manajer Dan Manajemen

Perbedaan manajer dan manajemen
Perbedaan manajemen dan kepemimpinan adalah Kemimpinan terjadi setiap saat
dan di mana pun asalkan ada seseorang yang berusaha untuk mempengaruhi
perilaku orang lain atau kelompok, tanpa mengindahkan bentuk alasannya
Kepemimpinan dapat dipergunakan setiap orang dan tidak hanya terbatas berlaku dalam suatu organisasi atau kantor tertentu, tidak harus dibatasi oleh aturar-aturan atau tatakrama birokrasi. Kepemimpinan tidak harus diikat dalam suatu organisasi tertentu. Kepemimpinan.bisa terjadi di mana saja, asalkan seseorang menunjukkan kemampuannya mempengaruhi perilaku orang-orang lain kearah tercapainya suatu tujuan tertentu.
Manajemen terjadi bila mana pengertian kepemimpinan dibatasi oleh tatakrama birokrasi atau dikaitkan terjadinya dalam suatu organisasi tertentu, maka dinamakan manajemen, Fungsi-fungsi seperti perencanaan, pengaturan, motivasi dan pengendalian senantiasa ada di dalamnya.
Jadi dapat terjadi seorang manajer berperilaku sebagai seorang pemimpin, asalkan dia mampu mempengaruhi perilaku orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Tetapi seorang pemimpin belum tentu harus menyandang jabatan manajer untuk mempengaruhi perilaku orang lain. Dengan kata lain seorang leader atau pemimpin belum tentu seorang manajer, tetapi seorang manajer bisa berperilaku sebagai seorang leader atau pemimpin.

sumber : http://www.scribd.com/doc/23576751/Perbedaan-Manajemen-Dan-Kepemimpinan